Rabu, 20 Januari 2010

BANYAK WANITA DI NERAKA ???

Disebutkan dalam hadis sahih
bahwa Rasulullah bersabda untuk para wanita:
"Sesungguhnya aku melihat kalian sebagai penghuni neraka terbanyak." (Hr. Bukhari dan Muslim). Dalam hadis lain Rasulullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya penghuni surga yang paling sedikit jumlahnya adalah kaum wanita." (Hr. Bukhari dan Muslim).
Dan bersama itu, terdapat pula hadis sahih yang lain bahwa bagi setiap laki-laki penghuni dunia ini akan mempunyai dua isteri (di surga) (Hr. Bukhari dan Muslim) yakni dari penghuni dunia. Dalam masalah di atas, para ulama berbeda pendapat dalam menggabungkan hadis-hadis di atas yaitu apakah wanita merupakan kebanyakan penghuni surga atau penghuni neraka ?
Sebagian ulama berkata: "bahwa wanita adalah kebanyakan penghuni surga dan juga kebanyakan penghuni neraka, karena memang jumlah mereka banyak. Qadhi 'Iyadl berkata: "Wanita adalah anak cucu Adam yang terbanyak."(Tharh Tatsrib, 4/270)
Sebagian ulama yang lain berkata: "Wanita adalah penghuni neraka terbanyak berdasarkan hadis-hadis di atas dan mereka juga adalah penduduk surga terbanyak jika digabungkan jumlahnya dengan bidadari surga, karenanya jumlahnya kemudian menjadi lebih banyak dari pada laki-laki di surga."(Al-Tadzkirah, 2/148). Yang lainnya lagi berkata: "Semula wanita adalah penghuni neraka terbanyak, namun kemudian mereka menjadi penghuni surga terbanyak setelah yang muslimahnya keluar dari neraka." Al-Qurthubi mengomentari hadis Nabi saw.:
"Sesungguhnya aku melihat kalian sebagai penghuni neraka terbanyak."(Hr. Bukhari dan Muslim), bahwasanya ini mungkin saat mereka menjadi penghuni neraka terbanyak, akan tetapi setelah mereka keluar dari neraka karena syafa'at dan rahmat Allah, sehingga tidak ada yang tersisa di neraka orang yang pernah mengucapkan kalimat Syahadah, maka wanita pun kemudian menjadi yang terbanyak di surga.(Hadi al-Arwah li Ibn al-Qayyim, 144). Karenanya kesimpulannya adalah hendaknya wanita berusaha untuk menjadi penghuni surga.
Apabila wanita masuk ke surga, maka Allah SWT akan mengembalikan usia mudanya dan kegadisannya berdasarkan sabda Rasulullah saw.:
"Sesungguhnya surga tidaklah dimasuki oleh orang lanjut usia …Sesungguhnya jika Allah memasukkan mereka ke surga, maka Dia akan mengembalikan mereka menjadi gadis-gadis."(Hr. Abu Nu'aim dalam Shifat al-Jannah, 391 dan dihasankan oleh al-Albani dalam Irwa' al-Ghalil, 375).
Disebutkan dalam beberapa atsar bahwa wanita di dunia saat berada di surga akan jauh lebih cantik melebihi kecantikan bidadari-bidadari surga, ini karena kesungguhan mereka dalam beribadah kepada Allah SWT.(Hadi al-Arwah, 223, Tafsir al-Qurthubi, 6/154, dan Shifat al-Jannah li Ibn Abi Dunya, 87).
Ibn al-Qayyim berkata: "Sesungguhnya setiap orang dilarang untuk mendekati selain pasangannya saat berada di sana (surga)." (Hadi al-Arwah, 87).
Demikianlah saat ini surga tengah berhias untuk kalian, wahai kaum wanita! Sebagaimana mereka juga tengah berhias untuk laki-laki di tempat yang disenangi di sisi (Rabb) Yang Maha Berkuasa. (QS. Al-Qamar:55)
Maka berhati-hatilah kalian dari menyia-nyiakan kesempatan itu. Sesungguhnya umur ini adalah terbatas dan pasti akan berakhir dan tidak ada setelah itu kecuali kekekalan. Maka jadikanlah kekekalan kalian adalah di surga insya Allah. Ketahuilah kalian, sesungguhnya maharnya surga adalah iman dan amal saleh, bukan angan-angan yang batil yang tidak pernah terwujudkan. Dan ingatlah sabda Rasulullah saw.:
"Apabila seroang wanita shalat lima waktu dan puasa ramadhan dan menjaga kesuciannya serta mentaati suaminya dikatakanlah kepadanya masuklah kedalam surga darimana saja yang anda inginkan." (Shahihul Jami' li al-Albani, 660).
Dan tinggalkanlah sejauh-jauhnya penyeru-penyeru fitnah dan penghina kaum wanita yang menginginkan kerusakan kalian dan ingin menanggalkan rasa malu dari kalian serta memalingkan kalian dari memperoleh kenikmatan surga. Dan janganlah kalian tertipu dengan ungkapan-ungkapan dan olesan bibir-bibir mereka yang mengajak pada kesetaraan gender. Karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang digambarkan oleh Allah SWT dalam firmanNya:
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)… (QS. Al-Nisa':89)

WANITA DALAM ISLAM


Wanita, menurut penulis ialah mahluk yang serba salah, namun di sisi lain sangat mengagumkan, bayangkan saja, dalam satu waktu baginda Nabi memerintah kita untuk menghormatinya dan di waktu lain Nabi memberikan aba-aba untuk berhati-hati bersanding dengannya.

Perhatikan saja seorang Sayyidah Khadijah yang menjadi istri Nabi, yang paling dicintai dan berbakti meskipun ia kaya raya, Sayyidah ‘Aisyah yang pernah bergelut di dunia perpolitikan Islam, Sayyidah Fatimah yang terus menuntut hak warisnya di zaman khalifah Abu Bakar dan Umar, Ummu Salamah yang pernah menjadi penasehat Nabi Saw. atau Rabi'ah al-Adawiyyah tokoh yang menggema karena kesufiannya.

Dalam berbagai hal, syara' memang tidak memberikan jurang pemisah antara wanita dan laki-laki. Hal ini dapat dibuktikan dalam firman Allah surat an Nisaa: 32,"…Bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan…" Namun apakah hal ini sama dengan apa yang digemakan oleh mereka para pejuang gender?

Jika kita cermati dan bandingkan kejadian Sayyidah Khadijah, 'Asiyah, maupun Fatimah RA. dalam dunia perpolitikan Islam dan apa yang diperjuangkan oleh para pejuang gender, jelas bertolak belakang dari berbagai sudut. Buktinya, mari kita tilik latar belakangnya.

Khadijah adalah istri yang sangat dicintai Nabi, sampai-sampai 'Aisyah cemburu karena Nabi masih sering menyebut namanya walau ia telah wafat. Hal ini disebabkan baktinya kepada Nabi, contoh kecilnya ketika ia yang kaya raya masih mau mengirimkan makanan ke gua hira. Kalau pejuang gender zaman sekarang, apa mereka mau untuk melakukan hal itu?

Ketika kejadian Perang Jamal, didasari tuntutan mengungkap pembunuh Usman, Sayyidah 'Aisyah melakukan infansi kepada Ali, bukan tuntutan agar ia menjadi khalifah karena statusnya sebagai istri Nabi.

Sebagai bukti bahwa 'Aisyah tidak menuntut menjadi khalifah adalah; pertama, Sayyidah 'Aisyah ialah seorang sahabat serta istri yang sering mengikuti Nabi, sehingga ia menjadi rujukan para sahabat yang lain dalam menentukan hukum, termasuk dalam menentukan tuntutan siapa pembunuh sayyidina 'Usman. Kedua, dalam Perang Jamal dari pembesar sahabat  tidak hanya 'Aisyah saja, melainkan juga ada sahabat Zubair dan Thalhah.

Tuntutan hak waris yang dilakukan Sayyidah Fatimah pada masanya khalifahan Abu Bakar dan Umar didasari oleh ketidaktahuan Fatimah akan hadis Nabi, "Sesungguhnya kita golongan para Nabi tidak diwarisi , apa yang kita tinggalkan adalah shadaqah."  Terbukti ketika Sayyidah Fatimah tahu akan hadis tersebut  lantas ia seketika menerima dan tidak lagi menuntut hak warisnya sebagai anak Nabi.

Cermati pula dalam perang Badar, di sana terdapat srikandi Islam, , ataupun Shafiyyah yang juga mengikuti perang Uhud, Khandaq, serta yang lainnya.

Selain itu, bila kita tilik sejarah perjuangan Indonesia, semisal Cut Nyak Dien, ternyata juga tidak lepas dari sang suami, baik suami pertama atau keduanya. Suami mereka yang termasuk srikandi Islam tidak mementingkan kepemimpinan harus dipangku olehnya, karena hal itu dianggap bukan esensi dari sebuah perjuangan.

Dari sejarah di atas, adakah pembeda, pemisah, pemilah antara hak laki-laki dan perempuan. Wanita ingin berjuang, lelakipun mempersilahkan, seperti perjuangan Khadijah dan Cut Nyak Dien. Lelaki berperang, wanitapun boleh ikut, sebagaimana Umu 'Ammarah. Atau barangkali kesetaraan apa lagi yang selama ini didengungkan mereka, aktivis kesetaraan gender?

Untuk kasus poligami sudah tidak relevan, wanita mendapatkan hak waris sama dengan laki-laki, atau yang lainnya, secara garis besar merupakan sesuatu yang tanpa alasan dan hanya rekayasa orientalis.

Poligami di syariatkan karena memang bermanfaat. Perempuan membutuhkan pengayom, suami, seorang anak butuh ayah. Ketika zamannya Nabi Musa as. laki-laki boleh menikah dengan 100 wanita, karena memandang di butuhkannya laki-laki bagi perempuan, yang waktu itu berbanding jauh sekali. Sedang sekarang dicukupkan menikahi empat perempuan saja, karena situasinya memang menuntut demikian.

Sifat tidak dapat berbuat adil juga tidak bisa dijadikan alasan untuk menghilangkan hukum poligami, sebab masalah itu berkenaan dengan sifat dan pribadi suami  masing-masing. So, mestinya bukan poligami yang dihapus, tapi bagaimana para lelaki itu mampu untuk lebih bertanggung jawab sebagai suami dan ayah.

Tuntutan persamaaan hak waris juga mengada-ngada yang jelas bertentangan dengan al-Quran, "…Allah mensyari'atkan bagimu tentang anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan..," QS.an-Nisaa:11.

Pada  zaman yang penuh gaung persamaan gender, para wanita lebih baik meniru apa yang telah dilakukan Khadijah, mencontoh Fatimah, 'Aisyah, ataupun Rabi'ah al-Adawiyyah, karena menurut hemat penulis Itu lebih bermanfaat dan sejalan dengan al-Quran dan Hadis. Wallahu a'lam bi al-shawab. 
                                                                                                   
Pengirim : M. Hammam Mihron

PENGHUNI NERAKA

Abdullah Bin Masud r.a. meriwayatkan bahawa Nabi s.a.w. bersabda: "Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah s.w.t. mencatat baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya, bahkan segala sesuatu yang disinari matahari akan memintakan ampunan baginya, dan Allah s.w.t. mengangkat seribu darjat untuknya." (H.R. ABU MANSUR DIDALAM KITAB MASNADIL FIRDAUS)

Ali r.a. meriwayatkan sebagai berikut: Saya bersama-sama Fathimah berkunjung kerumah Rasulullah, maka kami temui beliau sedang menangis. Kami bertanya kepada beliau: "Apakah yang menyebabkan engkau menangis wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Pada malam aku diIsrakan ke langit, saya melihat orang-orang yang sedang mengalami penyeksaan, maka apabila aku teringat keadaan mereka, aku menangis."

Saya bertanya lagi, "Wahai Rasulullah apakah engkau lihat?" Beliau bersabda:

1. Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih.

2. Wanita yang digantung dengan lidahnya serta tangan dicopot dari punggungnya, aspal mendidih dari neraka dituang ke kerongkongnya.

3. Wanita yang digantung dengan buah dadanya dari balik punggungnya, sedang air getah kayu Zakum dituangkan ke kerongkongnya.

4. Wanita yang digantung, diikat kedua kaki dan tangannya kearah ubun-ubun kepalanya, serta dibelit dan dibawah kekuasaan ular dan kala jengking.

5. Wanita yang memakan badannya sendiri, serta dibawahnya tampak api yang berkobar-kobar dengan hebatnya.

6. Wanita yang memotong-motong badannya sendiri dengan gunting dari neraka.

7. Wanita yang bermuka hitam serta dia makan usus-ususnya sendiri.

8. Wanita yang tuli, buta dan bisu didalam peti neraka, sedang darahnya mengalir dari lubang-lubang badannya (hidung, telinga, mulut) dan badannya membusuk akibat penyakit kulit dan lepra.

9. Wanita yang berkepala seperti kepala babi dan berbadan himmar (keldai) yang mendapat berjuta macam seksaan.

10. Wanita yang berbentuk anjing, sedangkan beberapa ular dan kala jengking masuk melalui duburnya atau mulutnya dan keluar melalui duburnya, sedangkan malaikat sama-sama memukuli kepalanya dengan palu dari neraka.

Maka berdirilah Fatimah seraya berkata, "Wahai ayahku, kesayanganku, ceritakanlah kepadaku, apakah amal perbuatan wanita-wanita itu." Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Fatimah, adapun tentang;

1. Wanita yang digantung dengan rambutnya kerana tidak menjaga rambutnya (dijilbab) dikalangan laki-laki.

2. Wanita yang digantung dengan lidahnya, kerana dia menyakiti hati suaminya, dengan kata-katanya."

Kemudian Nabi s.w.a. bersabda: "Tidak seorang wanita pun yang menyakiti hati suaminya melalui kata-kata, kecuali Allah s.w.t. akan membuat mulutnya kelak dihari kiamat selebar tujuh puluh dzira kemudian akan mengikatkannya dibelakang lehernya."

3. Adapun wanita yang digantung dengan buah dadanya, kerana dia menyusui anak orang lain tanpa seizin suaminya.

4. Adapun wanita yang diikat dengan kaki dan tanganya itu, kerana dia keluar rumah tanpa seizin suaminya, tidak mandi wajib dari haid dan dari nifas (keluar darah setelah melahirkan).

5. Adapun wanita yang memakan badannya sendiri, kerana dia bersolek untuk dilihat laki-laki lain serta suka membicarakan aib orang lain.

6. Adapun wanita yang memotong-motong badannya sendiri dengan gunting dari neraka, dia suka menonjolkan diri (ingin terkenal) dikalangan orang banyak, dengan maksud supaya mereka (orang banyak) itu melihat perhiasannya, dan setiap orang yang melihatnya jatuh cinta padanya, kerana melihat perhiasannya.

7. Adapun wanita yang diikat kedua kaki dan tangannya sampai keubun-ubunnya dan dibelit oleh ular dan kala jengking, kerana dia mampu untuk mengerjakan solat dan puasa, sedangkan dia tidak mahu berwudhu dan tidak solat dan tidak mahu mandi wajib.

8. Adapun wanita yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya seperti keldai (himmar), kerana dia suka mengadu-domba serta berdusta.

9. Adapun wanita yang berbentuk seperti anjing, kerana dia ahli fitnah serta suka marah-marah pada suaminya.